Kiddonesia - Informasi Belanja Online dan Memilih Produk Anak & Keluarga Yang Tepat

Blackberry Z10 dan Keterpaksaan Blakberry Memahami Konsumen dengan Perubahan Spesifikasi Signifikan.


Akhirnya Blackberry sedikit menyadari kesalahan signifikan dalam strateginya bersaing dengan pemain lain seperti Samsung dan Apple yang kini merajai pasar Smartphone. Kenapa saya katakan sedikit? Karena masih banyak hal-hal mendasar yang bahkan Blackberry sendiri tidak menyadari kalau itu adalah kelemahan terbesarnya.  Tampilnya Blackberry  Z10 dengan bentuk form factor touchscreen sesungguhnya bukan lah strategi untuk memenangkan persaingan, tetapi lebih karena keterpaksaan setelah sebelumnya Backberry hadir malu-malu (kalau tidak boleh dibilang malu-maluin) dan gagal dengan teknologi anehnya lewat layar model surpressed jadul atau bahkan touschscreen yang masih pelit dengan ukuran layar dan kamera asal-asalan yang miskin fitur pada generasi terakhir Blackberry 9000.     

Sebenarnya problem terbesar perancang produk apapun termasuk Blackberry bukan pada bagaimana membuat produknya tetapi bagaimana mereka memahami konsumennya. Semua teknologi hardware sudah dikembangkan oleh vendor mulai dari design casing, papan ketik, tombol, LCD, teknologi  processor dan motherboard, semuanya sudah ada yang membuatnya. Tidak perlu repot-repot investasi membangun pabrik dari coretan konsep. Tinggal memikirkan apa yang benar-benar dibutuhkan konsumen yang tentu saja lebih ke human sophistication, lebih pada teknologi yang mengerti bagaimana manusia bekerja, software yang benar-benar canggih mendukung tuntutan manusia dan user friendly.  Iniah level skill dan strategi yang harusnya banyak disentuh oleh Blackberry, bukan sekali lagi malu-malu atau gengsi menerapkan  teknologi hardware pada spesifikasi handsetnya. Saya sebagai pengguna Blackeberry setia sejak awal-awal Blackberry meluncurkan BIS mulai dari layar yang dipakai masih hitam putih (monochrome) merasa bahwa Blackberry ini memang agak arogan dan protektif dan terkesan nyaman dengan dirinya terutama dengan sistim eksklusif yang dimiliki dalam hal real time push mail, kompresi data attachment, dan BBM yang menjadi keunggulannya. Perusahaan Canada ini juga merasa tidak perlu mendengarkan tuntutan negara-negara tertentu untuk mendirikan perwakilan servernya secara lokal, juga menganggap sepi tuntutan negara tertentu seperti Indonesia yang merupakan pasar terbesar Blackberry di luar Amerika Utara  untuk mendirikan pabriknya di sini dan mungkin karena pertimbangan infrastruktur dan kedekatan sebagai sama-sama negara  berpolitik commonwealth Blackberry akhirnya Balckberry pun mendirikan pabriknya  untuk melayani pasar Asia Tengara di Malaysia. Indonesia tidak dianggap penting.  Dengan kata lain basis konsumen Blackberry di Indonesia (menurut Reuters mencapai 7 juta orang) tidak penting!

Namun terlepas dari sisi emosional, secara rasional banyak pihak melihat bahwa hadirnya Blackberry Z10 akan meningatkan daya saing Blackberry yang anjlok tahun lalu. Tentu sebagai seorang yang berpikir positif saya juga turut berharap bahwa produk baru ini akan mendongkrak penjualan yang lebih baik dan Blackbery kembali berjaya dan tidak menuju pada kebangkrutan yang semakin dalam. Tetapi di sisi lain selama paradigma perusahaan tidak berubah rasanya kita jangan berharap terlalu besar dulu. Di tambah dengan kenyataan hukum alam bahwa open source umumnya lebih mendapat tempat di hati konsumen, harusnya Blackeberry juga mulai membuka diri, terbuka terhadap kemungkinan bagian tertentu dari core competency nya untuk bisa dinikmati oleh orang banyak. Misanya Blackberry Messenger yang bisa menerima multiplatform dan bila itu dilakukan tentu akan lebih dihargai dan mendapat simpati dari pengguna layanan komunikasi diseluruh dunia.  

Agaknya memang Blakckbery mengalami keterpaksaan dalam rangka memahami konsumen dengan merubah secara signifikan spesifikasi yang ada. Memang Blackberry Z10 ini sudah mengikuti trend terkini dari sebuah smartphone yang mana memiliki beberapa fitur dasar seperti layar besar, kemudahan data input, konektivitas prima dalam mendukung pekerjaan termasuk presentasi yang merupakan terobosan baru dimana kini Z10 hadir dengan port mini HDMI sehingga memudahkan pengguna menggunakan layar besar seperti TV Big screen untuk presentasi, processor yang mumpuni, memory penyimpanan yang cukup, dan kamera yang tidak lagi malu-maluin karena sudah mengadopsi kepadatan warna hingga 8 MP, disamping tentu saja fitur pelengkap lainnya yang  selama ini ada di Blackberry.  Anda tertarik memiliki gadget ini? Saat ini sudah masuk ke Indonesia dan dibandrol denga harga sekitar Rp. 7 juta.

Dari sisi spesifikasi berikut ini adalah gambaran umum spesfikasi Blackberry Z10 yang berubah sangat signifikan. Blackberry Z10 mengangkat tema besar “keep moving” yang digambarkan sebagai mobile office, games, dan sosial media dalam satu genggaman (seperti dikutip dari GSM arena) adalah sebagai berikut:
  • General: Quad-band GSM/GPRS/EDGE, tri/quad-band UMTS/HSPA, optional 100 Mbps LTE
  • Form factor: Touchscreen bar phone
  • Dimensions: 130 x 65.6 x 9 mm, 137.5 g
  • Display: 4.2" 16M-color WXGA (768 x 1280 pixels) capacitive touchscreen TFT
  • CPU: Dual-core 1.5 GHz Krait
  • GPU: Adreno 225
  • RAM: 2GB
  • OS: BlackBerry 10
  • Memory: 16GB storage, microSD card slot
  • Camera: 8 megapixel auto-focus camera with face detection; Full HD (1080p) video recording at 30fps, LED flash, 2MP front facing camera
  • Connectivity: Wi-Fi a/b/g/n, Wi-Fi hotspot, Bluetooth 4.0, standard microUSB port, microHDMI, GPS receiver with A-GPS, 3.5mm audio jack, NFC
  • Misc: BBM, BlackBerry Maps.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anti Spam is active for your trustworthy.