Kiddonesia - Informasi Belanja Online dan Memilih Produk Anak & Keluarga Yang Tepat

Blackberry Z10 dan Keterpaksaan Blakberry Memahami Konsumen dengan Perubahan Spesifikasi Signifikan.


Akhirnya Blackberry sedikit menyadari kesalahan signifikan dalam strateginya bersaing dengan pemain lain seperti Samsung dan Apple yang kini merajai pasar Smartphone. Kenapa saya katakan sedikit? Karena masih banyak hal-hal mendasar yang bahkan Blackberry sendiri tidak menyadari kalau itu adalah kelemahan terbesarnya.  Tampilnya Blackberry  Z10 dengan bentuk form factor touchscreen sesungguhnya bukan lah strategi untuk memenangkan persaingan, tetapi lebih karena keterpaksaan setelah sebelumnya Backberry hadir malu-malu (kalau tidak boleh dibilang malu-maluin) dan gagal dengan teknologi anehnya lewat layar model surpressed jadul atau bahkan touschscreen yang masih pelit dengan ukuran layar dan kamera asal-asalan yang miskin fitur pada generasi terakhir Blackberry 9000.     

Sebenarnya problem terbesar perancang produk apapun termasuk Blackberry bukan pada bagaimana membuat produknya tetapi bagaimana mereka memahami konsumennya. Semua teknologi hardware sudah dikembangkan oleh vendor mulai dari design casing, papan ketik, tombol, LCD, teknologi  processor dan motherboard, semuanya sudah ada yang membuatnya. Tidak perlu repot-repot investasi membangun pabrik dari coretan konsep. Tinggal memikirkan apa yang benar-benar dibutuhkan konsumen yang tentu saja lebih ke human sophistication, lebih pada teknologi yang mengerti bagaimana manusia bekerja, software yang benar-benar canggih mendukung tuntutan manusia dan user friendly.  Iniah level skill dan strategi yang harusnya banyak disentuh oleh Blackberry, bukan sekali lagi malu-malu atau gengsi menerapkan  teknologi hardware pada spesifikasi handsetnya. Saya sebagai pengguna Blackeberry setia sejak awal-awal Blackberry meluncurkan BIS mulai dari layar yang dipakai masih hitam putih (monochrome) merasa bahwa Blackberry ini memang agak arogan dan protektif dan terkesan nyaman dengan dirinya terutama dengan sistim eksklusif yang dimiliki dalam hal real time push mail, kompresi data attachment, dan BBM yang menjadi keunggulannya. Perusahaan Canada ini juga merasa tidak perlu mendengarkan tuntutan negara-negara tertentu untuk mendirikan perwakilan servernya secara lokal, juga menganggap sepi tuntutan negara tertentu seperti Indonesia yang merupakan pasar terbesar Blackberry di luar Amerika Utara  untuk mendirikan pabriknya di sini dan mungkin karena pertimbangan infrastruktur dan kedekatan sebagai sama-sama negara  berpolitik commonwealth Blackberry akhirnya Balckberry pun mendirikan pabriknya  untuk melayani pasar Asia Tengara di Malaysia. Indonesia tidak dianggap penting.  Dengan kata lain basis konsumen Blackberry di Indonesia (menurut Reuters mencapai 7 juta orang) tidak penting!

Namun terlepas dari sisi emosional, secara rasional banyak pihak melihat bahwa hadirnya Blackberry Z10 akan meningatkan daya saing Blackberry yang anjlok tahun lalu. Tentu sebagai seorang yang berpikir positif saya juga turut berharap bahwa produk baru ini akan mendongkrak penjualan yang lebih baik dan Blackbery kembali berjaya dan tidak menuju pada kebangkrutan yang semakin dalam. Tetapi di sisi lain selama paradigma perusahaan tidak berubah rasanya kita jangan berharap terlalu besar dulu. Di tambah dengan kenyataan hukum alam bahwa open source umumnya lebih mendapat tempat di hati konsumen, harusnya Blackeberry juga mulai membuka diri, terbuka terhadap kemungkinan bagian tertentu dari core competency nya untuk bisa dinikmati oleh orang banyak. Misanya Blackberry Messenger yang bisa menerima multiplatform dan bila itu dilakukan tentu akan lebih dihargai dan mendapat simpati dari pengguna layanan komunikasi diseluruh dunia.  

Agaknya memang Blakckbery mengalami keterpaksaan dalam rangka memahami konsumen dengan merubah secara signifikan spesifikasi yang ada. Memang Blackberry Z10 ini sudah mengikuti trend terkini dari sebuah smartphone yang mana memiliki beberapa fitur dasar seperti layar besar, kemudahan data input, konektivitas prima dalam mendukung pekerjaan termasuk presentasi yang merupakan terobosan baru dimana kini Z10 hadir dengan port mini HDMI sehingga memudahkan pengguna menggunakan layar besar seperti TV Big screen untuk presentasi, processor yang mumpuni, memory penyimpanan yang cukup, dan kamera yang tidak lagi malu-maluin karena sudah mengadopsi kepadatan warna hingga 8 MP, disamping tentu saja fitur pelengkap lainnya yang  selama ini ada di Blackberry.  Anda tertarik memiliki gadget ini? Saat ini sudah masuk ke Indonesia dan dibandrol denga harga sekitar Rp. 7 juta.

Dari sisi spesifikasi berikut ini adalah gambaran umum spesfikasi Blackberry Z10 yang berubah sangat signifikan. Blackberry Z10 mengangkat tema besar “keep moving” yang digambarkan sebagai mobile office, games, dan sosial media dalam satu genggaman (seperti dikutip dari GSM arena) adalah sebagai berikut:
  • General: Quad-band GSM/GPRS/EDGE, tri/quad-band UMTS/HSPA, optional 100 Mbps LTE
  • Form factor: Touchscreen bar phone
  • Dimensions: 130 x 65.6 x 9 mm, 137.5 g
  • Display: 4.2" 16M-color WXGA (768 x 1280 pixels) capacitive touchscreen TFT
  • CPU: Dual-core 1.5 GHz Krait
  • GPU: Adreno 225
  • RAM: 2GB
  • OS: BlackBerry 10
  • Memory: 16GB storage, microSD card slot
  • Camera: 8 megapixel auto-focus camera with face detection; Full HD (1080p) video recording at 30fps, LED flash, 2MP front facing camera
  • Connectivity: Wi-Fi a/b/g/n, Wi-Fi hotspot, Bluetooth 4.0, standard microUSB port, microHDMI, GPS receiver with A-GPS, 3.5mm audio jack, NFC
  • Misc: BBM, BlackBerry Maps.

Membentuk Pemimpin Ideal yang Memiliki Kejujuran dan Keteguhan

Ada beberapa hal yang mudah dilihat oleh orang awam sekalipun tentang kepemimpinan ketika seorang pemimpin tampil pemimpin organisasinya. Misalnya saja tentang kejujuran yang merupakan salah satu karakter yang paling mudah dilihat walaupun bentuknya intangible namun sangat penting. Tom Peters Group dan Universitas Santa Clara telah mewancarai lebih dari 5000 manager senior perusahaan dan hasilnya terdapat 10 karakter pemimpin ideal yang paling dikagumi yakni:

1. Jujur (honest).
Kejujuran adalah ciri pemimpin yang paling hakiki dan paling mudah dilihat. Kejujuran inilah yang mendasari setiap tindakan sebagai hasil dari kebijakannya. Seorang pemimpin ideal harus memiliki kejujuran dan integritas (kemampuan berpegang pada keteguhan pada kebenaran).

2. Kompeten (competent).
Seorang pemimpin harus memiliki kecakapan pribadi, yang terlihat dalam gaya kepemimpinannya yang menyesuaikan dengan tantangan organisasi. Ketrampilan dalam menentukan arah, meyakinkan anggota organisasi, memahami akar permasalahan, adalah diantara bentuk kompetensi pemimpin.

3. Visi yang jauh ke depan (long term vision).
Pemimpin yang ideal mampu melihat apa yang tidak terlihat yaitu perubahan yang mungkin akan terjadi beberapa tahun kedepan sekaligus mampu mengantisipasi kemana perubahan bergerak.

4. Inspirasional (inspirational).
Pemimpin yang baik pandai memberikan mimpi, motivasi, dan mendorong orang-orang dalam organisasinya berani bermimpi lebih tinggi, berusaha dan bertindak lebih keras.

5. Cerdas (brainy).
Pemimpin ideal haruslah cerdas dalam arti tahu batas-batas yang menjadi pengetahuannya dan kemampannya, serta kapan harus memberikan kesempatan kepada orang lain untuk tampil memberikan gagasan atau masukan alternatif atau terobosan yang lebih baik.

6. Berkeadilan (righteous).
Pemimpin yang memiliki kejujuran yang tinggi umumnya juga memiliki karakter yang adil. Adil berarti tidak memihak, bertindak fair, tidak pilih kasih, dan menempatkan segala sesuatu pada proporsi semestinya dan mengormati peraturan yang ada.

7. Berwawasan luas (insightful).
Pemimpin yang baik harus memiliki pengetahuan yang cukup, dan wawasan yang luas sehingga dapat mengambil keputusan dengan berani dan tepat.

8. Berani (courageous).
Keberanian bertindak dan bersikap karena dilandasi dengan prinsip yang benar semata-mata karena tanggungjawab kepada orang-orang yang dipimpinnya dan kepada Tuhan.

9. Konsisten (consistent)
Pemimpin perlu tegas dalam bersikap, persistent (keteguhan) dalam mempertahankan prinsip, dan konsisten antara perbuatan dan perkataan. Konsisten dalam menjalankan kebijakan yang telah diputuskan.

10. Imajinatif (imaginative).
Melengkapi 10 karakter pemimin ideal adalah imaginasi. Imajinasi dibutuhkan untuk tetap membuat organisasi yang dipimpinnya survive dalam menghadapi tantangan dalam bentuk perubahan lingkungan. Imajinasi adalah kunci untuk melakukan adaptasi, dan inovasi.

10 karakter pemimpin tersebut merupakan kualitas kepribadian sehingga dengan kejujurannya, kompetensinya, kecerdasannya, imajinasi, dan wawasannya yang luas para pemimpin mampu mengambil keuputusan yang adil, berani, dan memiliki visi jangka panjang. Mereka juga mampu memberikan semangat, tindakan nyata, dan keyakinan dan konsistensi dalam mempertahankan keteguhan hatinya bagi orang-orang yang dipimpinnya untuk berani bermimpi lebih tinggi, belajar lebih keras, dan berbuat lebih banyak untuk mengejar tujuan bersama. 

Contoh keteguhan, keuletan, kejujuran, dan banyak karakter mulia lainnya dari seorang pemimpin bisa anda lihat pada diri Abraham Lincoln, Presiden ke 16 Amerika Serikat. Kenapa ia begitu istimewa? Ia adalah sosok Presiden yang memiliki latarbelakang kesulitan hidup terbesar dibanding Presiden Amerika yang lain: ia berpendidikan sangat terbatas, terlahir dari keluarga miskin, gagal berbisnis pada saat usianya 24 tahun, delalapan kali kalah dalam Pemilu untuk jabatan dewan perwakilan dan Wapres, namun ia pantang menyerah untuk memperjuangkan mimpi besar bangsa Amerika dan setelah akhirnya ia menjadi Presiden ia pun terus berjuang untuk sebuah impian bagi semua orang yaitu “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat” – itulah impian terbesar Abrahan Lincoln yang membuat Amerika menjadi negara besar dan pemimpin dalam demokrasi modern seperti sekarang.

Kepemimpinan Formal versus Kepemimpinan Informal

Pemimpin formal adalah dimana seseorang diangkat sebagai pemimpin kelompok, organisasi, atau negara. Yang termasuk dalam kelompok ini juga adalah CEO perusahaan, guru sekolah, kapten team olahraga, dan para pejabat yang diangkat atau kepala dalam suatu pemerintahan yang dipilih. Mengambil contoh di kepemimpinan formal dalam pemerintahan, kita melihat perkembangannya sangat kaku, kering, dan jauh dari ide-ide baru atau kepemimpinan baru. Yang muncul lebih banyak birokrat tulen dan bukannya pemimpin birokrat. Birokrat tulen umumnya memiliki paradigma minta dilayani, suka mengatur bukannya memfasilitasi, cenderung korup dalam bekerja, dan lebih sering memperlambat bukannya memprcepat proses pelayanan. Pemimpin dalam birokrasi (pemimpin birokrat) dalam sektor formal memiliki paradigm yang berlawanan dari sifat-sifat birokrat tulen tersebut, dimana lebih banyak terjun ke masyarakat (blusukan istilah yang dipakai oleh pers), melayani, memfasilitasi, semangatnya memperlancar palayanan, dan tidak sabaran ketika melihat ketidakberesan berlangung di depan mata.

Contoh Kepemimpinan Formal dan Informal

Joko Widodo (Jokowi) adalah contoh pemimpin sekaligus birokrat. Publik akan maklum bila mengetahui latar belakang Jokowi yang notabene adalah pemimpin dan wirausaha yang paham betul bagaimana dunia usaha telah membentuk karakter pribadinya untuk melihat orang lain sebagai klien yang harus dilayani, dan dipuaskan dengan layanan yang baik. Kepemimpinan Jokowi yang melayani dirasakan lebih tepat walaupun ia mempinpin sebuah institusi formal dengan mengesampingkan bentuk-bentuk penyelenggaran pemerintahan yang serba formalitas yang kaku. Kepemimpinan Jokowi ini akan dibahas secara khusus pada bagian akhir buku ini. Demikian pula Dahlan Iskan, sekalipun beberapa kalangan akhirnya nyinyir (sinis) dengan sepak terjangnya yang out of the box, dia adalah pemimpin yang sukses membesarkan beberapa perusahaan besar mulai dari media network (Jawa Pos News Network adalah jaringan media terbesar di Indonesia dengn 134 surat kabar, tabloid, dan majalah) sampai jaringan kabel laut internasional yang membentang antar negara ribuan kilometer panjangnya. Ketika gaya kepemimpinan itu dibawa ke dalam kepemimpinan formal dalam BUMN dan Kabinet, terjadilah culture shock, dimana banyak orang yang selama ini isi kepalanya birokratik total terbengong-bengong dan menganggapnya sebagai lebay dan menuduhnya untuk popularitas pribadi semata. Untuk apa dia mencari popularitas bukankah dia sudah sangat popular di dunia bisnisnya yang mempekerjakan ribuan orang? Dan parahnya masyarakat pun seakan belum siap dengan gaya kepemimpinan seperti itu dan ikut-ikutan memojokkan pemimpin sederhana yang juga lahir dari keluarga sangat sederhana ini.

Jokowi dan Dahlan adalah contoh pemimpin formal yang tahu bagaimana harus bekerja melayani rakyat. Kepemimpinan yang seperti mereka tunjukkan (coercive, affiliative, democratic, dan sedikit coaching) sebenarnya yang paling ideal untuk keadaan saat ini, dimana kita masih dalam keadaan terpuruk, bencana datang silih berganti, dan ketika eksekusi kebijakan seperti berjalan ditempat dengan arah yang tidak jelas. Semangat para pemimpin formal di pemerintahan negeri ini harusnya sama seperti mereka berdua. Ketika misalnya negara lain sudah mencanangkan dan berhasil menjadi negara dengan keunggulan tersendiri seperti Malaysia, Korea, Thailand, dan India yang sudah sukses dengan strategi yang jelas di sektor industri otomotifnya, Singapura sukses dengan konsep kepemimpinannya sebagai negara penyedia jasa terbaik di dunia, Indonesia malah masih berkutat dengan gizi buruk, bencana banjir, dan di tingkat kepemimpinan negara, kita bahkan tidak memiliki positioning keunggulan apapun! Kecuali angka-angka yang menunjukka ranking buruk dalam hal korupsi, transparansi, indeks lingkungan hidup, dan kemiskinan. Alangkah menyedihkan negara besar dengan potensi dahsyat tapi kehilangan kepemimpinan dan arah yang jelas.

Di sisi lain kita mengenal adanya pemimpin informal adalah dimana seseorang yang tidak secara resmi ditunjuk sebagai kepala kelompok, namun anggota kelompoknya membutuhkan dia sebagai motivator dan inspirator. Jadi sekalipun CEO dalam perusahaan sebagai pemimpin formal, tapi para karyawannya bisa saja mendapat pencerahan, motivasi, semangat, dan isnpirasi untuk mencapai tujuan dari seseorang karyawan lain yang tidak memiliki jabatan apapun dalam perusahaan. Karyawan tersebut adalah pemimpin informal yang mampu berbagi visi dan memiliki pengalaman dan keahian untuk membantu rekan-rekannya mewujudkan tujuan. Pemimpin seperti itu tidak berada dalam kepemimpinan formal tapi dianggap sebagai pemimpin bagi kawan-kawannya.

Kepemimpinan Formal dan Informal Oganisasi Olah Raga

Dalam team sepakbola hampir semua pemain bintang atau top scorer umumnya bukan sebagai kapten kesebelasan. Pemimpin formalnya adalah kapten tetapi pemimpin informal yang memberi inspirasi, semangat, dan harapan untuk selalu menang adalah pemain bintang mereka. Sebut saja klub Barca Spanyol yang sudah berusia 114 tahun itu, kini kaptennya adalah Carles Puyol, sedangkan pemain terbaik dunia Lionel Messi adalah penyerang. Klub sepakbola Chelsea yang juga sudah berusia lebih dari 100 tahun saat ini juga dikapteni John Terry, sedangkan pemain hebat seperti Juan Matta, dan Fernando Torres hampir tidak pernah menjadi kapten. Sama halnya dengan klub setan merah Manchester United yang kabarnya memiliki penggemar sebanyak 30 juta di Indonesia itu ternyata beberapa pemain bintangnya seperti Robin van Persie, Wayne Rooney, atau Rio Ferdinand, pada musim ini bukanlah sebagai kapten, karena kaptennya adalah Namanja Vidic. Tampak jelas bahwa kepemimpinan informal dalam sebuah team sepakbola menjadi lebih penting dibanding kepemimpinan dalam struktur formalnya. Hal tersebut dikarenakan dalam kepemimpinan informal, lebih tercipta kehangatan, keakraban, kepercayaan, dan totalitas pribadi dimana para pemain rela untuk mendukung mereka yang terbaik, yang lebih berpengalaman, dan memiliki ketrampilan lebih untuk menyelesaikan goal sebagai tujuan sebuah permainan. Mereka adalah para pemain bintang yang berperan secara efektif sebagai pemimpin informal.

Dalam organisasi yang sangat dinamis dan bergerak cepat seperti sebuah klub sepakbola, kepemimpinan formal harus diperkuat dengan kepemimpinan informal yang memungkinkan organisasi merespon secara cepat setiap tantangan yang harus dihadapi tanpa dibatasi oleh struktur yang kaku. Itulah kelebihan kepemimpinan informal. Sama halnya ketika sebuah organisasi bisnis ingin cepat merespon perubahan perilaku konsumennya, maka cara paling cepat adalah memberdayakan setiap karayawan aktif berperan sebagai konsumen karena mereka sebenarnya juga adalah konsumen akhir untuk produk yang dijual. Atau ketika sebuah organisasi politik (partai) ingin menggerakkan mesin partainya di tingkat daerah atau pada tingkat grass root, cara paling efektif adalah dengan memberdayakan pemimpin-pemimpin informal di tingkat akar rumput tersebut.

Definisi Kepemimpinan Untuk Mencapai Kualitas Pemimpin yang Efektif

Sudah banyak peneliti dan para ilmuwan yang menekuni masalah kepemimpinan. Dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan gambaran tentang kepemimpinan yang efektif dalam kehidupan organisasi, baik bisnis, soail, keagamaan, politik, dan negara. Pemahaman tentang kepemimpinan semakin diperkaya oleh kualitas pengalaman seseorang dalam perjalanan hidupnya atau memperoleh kesempatan untuk berkreasi menurut fungsinya masing-masing dalam suatu organisasi, tidak mutlak harus sebagai pemimpin puncak tapi dimanapun ia memegang fungsi apakah itu di jabatan menengah ataupun jabatan rendah. Kalau ada tipe orang yang pembelajar, di tingkat manapun anda berada sesungguhnya masih tetap dapat menemukan hal-hal baru melalui eksperimen untuk menguji keefektifan kebijakan atau kepemimpinan  yang anda lakukan sambil menemukan  definisi anda sendiri tentang kepemimpinan.

Untuk mencapai kualitas kepemimpinan yang efektif banyak indikator yang bisa dilakukan. Dari mitos-mitos yang telah disebutkan di depan kita mulai dapat memahami definisi kepemimpinan. Tetapi secara prinsip kita membutuhkan beberapa sifat dasar seperti kesabaran, kemampuan untuk mendengarkan, menunjukkan contoh, memiliki ambisi dan visi yang kuat, dan energi untuk menyemangati orang lain, untuk kita pelajari dan latih lebih lanjut sebagai modal dalam mengembangkan kepemimpinan. Jadi siapapun dapat menjadi pemimpin yang efektif sepanjang mengerti kualitas apa yang harus dimiliki. Untuk lebih mudah memahami definisi kepemimpinan berikut ini adalah beberapa kualitas yang dibutuhkan dalam kepemiminan yang mudah diingat, sebagaimana di gagas oleh James B. Miller (1997) sebagai berikut: 

LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN)

  • LListening (Mendengarkan). Para pemimpin itu mendengarkan pendapat semua pihak yang patut didengar pendapatnya dengan pikiran terbuka.
  • E: Empowering viewpoint (Pemberdayaan). Para pemimpin itu memberdayakan dan memungkinkan orang lain bertindak.
  • AAmbition (Ambisi). Para pemimpin memiliki ambisi yang kuat. Mereka memiliki imajinasi, visi, dan sasaran dan kemampuan untuk mewujudkan ambisinya.
  • D - Desire (Hasrat). Para pemimpin itu memperlihatkan antusiasme, dorongan untuk maju dan keteguhan.
  • E: Example (Contoh). Mereka menjadi contoh akan prinsip-prinsip yang mereka yakini: kejujuran, akal sehat, dan kerja keras.
  • R: Respect (Menghormati). Para pemimpin itu menghormati setiap orang dan menumbuhkan rasa saling  menghormati. 
  • S: Self-esteem (Menghargai Diri Sendiri). Mereka tegar dan yakin dengan diri sendiri sehingga mereka tidak perlu  “membuktikan sesuatu”  kepada orang lain.
  • H: Heart (Hati). Mereka berempati dan memiliki energi positif untuk menyemangati orang lain.
  • I: Initiative (Inisiatif). Para pemimpin memiliki dorongan sendiri dan inisiatif untuk mewujudkan sesuatu.
  • P: Patience (Kesabaran). Para pemimpin itu memiliki kesabaran yang baik, lambat dalam mengkritik, tetapi cepat dalam memuji.
Definisi kepemimpinan dari dilihat dari akronim tersebut dapat diringkas bahwa kepemimpinan adalah proses memberikan pengaruh atau energi positif dari hati nurani dan pemberdayaan melalui kualitas penghargaan diri, contoh yang baik, kesabaran, inisiatif, dan rasa saling menghormati sehingga setiap individu dalam organisasi terinspirasi untuk mengejar tujuan organisasi yang menjadi ambisi bersama.  

Uraian leadership seperti yang disebitkan di depan adalah adalah checklist umum kualitas kepemimpinan seseorang dalam memimpin masyarakat, perusahaan, organisasi atau negara. Kita semua dapat berintrospeksi adakah yang masih kurang dalam diri kita dari beberapa kualitas inti tersebut? Karena akronim di atas adalah 10 kualitas dasar yang mutlak ada dalam diri pemimpin yang efektif. Cheklist ini adalah alat yang memudahkan sekaligus melihat kekurangan yang kita lakukan dalam memimpin apakah sudah berada dalam jalur yang benar untuk merespon tantangan yang dihadapi oleh organisasi yang terus berubah. Lingkungan berubah, teknologi berubah, pasar berubah, persaingan berubah, dan manusia terus berkembang. Jika anda sebagai pemimpin yang visioner menjaga dan menempatkan kualitas kepemimpinan diatas secara benar maka anda akan dapat merespon setiap tantangan dan sekaligus membawa organisasi yang anda pimpin keluar sebagai pemenang. Benar, lingkungan berubah tapi definisi kepemimpinan tidak berubah.

Peluang Membangun Kewirausahaan E-commerce di Indonesia

Salah satu bentuk pertumbuhan bisnis retail di Indonesia yang paling terlihat jelas adalah bisnis perdagangan online atau e-commerce. Memang para peritel offline yang selama ini eksis yang merajai dunia ritel Indonesia sebut saja MAP, Matahari, Kawan Lama, Hero Group, atau group milik si anak singkong CT Group, dan banyak lagi group-group besar lainnya terus tumbuh sugnifikan. Perkiraan pertumbuhan rata-rata bisnis retail di Indonesia adalah 15 persen pertahun. Namun kita  masyarakat Indonesia juga mulai sadar bahwa ada gaya hidup yang berubah, teknologi internet berkembang sangat cepat, produk semakin beragam dan kualitas semakin baik, tingkat kepercayaan dan kesadaran dalam jual beli semakin meningkat, infrastruktur telekomunikasi berbasis wireless maupun fix line semakin baik, prlunya distribusi yang bisa mejangkau ke seluruh wilayah hingga pedesaan, dan sbagainya telah menimbulkan suatu evolusi yang berjalan plan tapi pasti bahwa bisnis e-commerceakan terus berkembang di masa-masa yang akan datang. 

Supaya tidak didominasi oleh asing maka para entrepreneur Indonesia harus menangkap peluang ini, bertindak cepat secepat tumbuhnya beberapa kewirausahaan asing yang yang dalam hitungan bulan telah memposisikan diri sebagai perusahaan e-commerce terkemuka (untuk sementara). Saya tulis untuk sementara karena saya tahu persis  dunia e-commerce sangat dinamis dan apalagi motivasi para co-founder di balik berdirinya salah satu group e-commerce besar saat ini di Indonesia adalah sangat short term yang hanya mengejar traffic tidak peduli dengan kesehatan perusahaan. Umumnya mereka membuat e-commerce untuk memiliki traffc yang tinggi untuk di jual kepada pihak lain atau kepada institusi e-commerce global yang sudah establish atau kepada investor yang behasil "dikelabuhi" dengan data-data lipstik internet tersebut. Ini justru peluang bagi kewirausahaan lokal Indonesia untuk membangun dirinya mendekatkan jarak dengan konsumen, membangun hubungan yang baik, mengingkatkan rasa saling percaya bahwa hubungan bisnis antara konsumen dan peritel online harusnya jangka panjang dengan melibatkan nilai-nilai sosial yang dibangun bukan semata-mata membangun bisnis yang hit and run . Konsumen yang saya maksud adalah konsumen pemilik brand (distributor) dan konsumen akhir (End-user), itu adalah jenis konsumen ketika kita berdiri sebagai peritel.

Saat ini dunia e-commerce (baik yang murni maupun mix dengan market place dan komunitas) diwarnai oleh beberapa pemain misalnya: Kaskus, Tokobagus, Lazada, Dinomarket, Bhinneka, Tokopedia, Blibli, Rakuten, Zalora, dll. Dan dalam waktu dekat akan muncul beberapa e-commerce dengan pendekatan yang berbeda misalnya Kiddonesia, dan Petshopindonesia yang lebih fokus ke niche market.http://www.kiddonesia.com/

Online Shop: Contoh Mendidik Kepemimpinan Kewirausahaan Anak dari Rumah

Setiap hari diperkirakan saat ini ada 40 ribu website baru dengan bebagai bentuknya (blog, situs pribadi, situs corporate, komunitas, market place, toko online, dan yang terkini adalah e-commerce. Namun etiap hari juga banyak situs yang makin hampir-hampir tidak dikenal di mesin pencari, atau tidak terindex. Itu artinya keinginan orang untuk berinteraksi dan membangun komunikasi, network, silaturahmi dengan sesaamanya sangat besar jika dilihat dari latar belakang lahirnya website baru tersebut. 

Online Shop dari Rumah

Salah satu bentuk website yang dua tahun terakhir ini mengalami pertumbuhan pesat di Indonsia adalah Online Shop yang umumnya disebut sebagai "papas mamas store" karena di kelola dari rumah dan tidak melibatkan infrastruktur lebh besar seperti dalam e-commerce. Namun banyak juga bisnis online yang dikelola dari rumah namun memiliki kapasitas sebagai e-commerce yang cirinya adalah menyediakan beragam pilihan pembayaran melalui payment gateway, pilihan produk yang sangat beragam sebagaimana layaknya mall, pengiriman baran yang relatif lebih cepat karena melibatkan jasa kurur yang professional, layanan customer service yang prima (keluhan, garanasi uang kembali, garansi produk, dll) untuk kepuasan pelanggan. Itu semua bisa dilakukan dari umah yang mengadipsi SOHO (Small Office Home Office). Keberadaan SOHO ternya memiliki arti panting lain secara tidak disadari yaitu turut mendidik anak tentang bagaimana  kewirausahaan dan bagaimana menerapkan kepemimpinan dalam suatu kegiatan bisnis.  Karena anak dapat melihat langsung bagaimana orangtua mengelola kegiatan e-commerce yang dijalankan dari rumah, maka anak akan belajar hal-hal penting dalam kehidupan yang tidak di dapat di bangku pendidika sekolah - Kepemimpinan dan kewirauasahaan.

Hal itu sekali lagi umumnya memang tidak disadari oleh banyak pihak. Tapi jangan lupa bahwa hakikat kepemimpinan adalah melalui keteadanan atau contoh. Anak akan lebih mudah meniru gaya hidup atau falsafah yang dianut orang tuanya di rumah. Orang tua adalah model kepemimpinan yang efektif dalam mendidik kewirausahaan anak mulai dari rumah.

Pendidikan Anak Indonesia Berbasis Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Berapa sih jumlah ideal wirausahawan atau pengusaha dalam suatu negara dibandingkan dengan jumlah peneuduknya? Tidak angka yang ideal memang dan itu sangat tergantung dengan kemajuan dari bangsa tersebut. Namun beberapa sumber menyebutkan dibuthhkan sekitar 2 persen dari jumlah penduduk suatu negara utuk menjadi pengusaha. Untuk Indonesia itu artinya dibutuhkan hampir 5 juta orang atau wirausaha dengan beragam profesi dan keahlian bisnis masing-masing. Saat ini data di Kementerian Tenaga Kerja baru sekitar 2.4 juta wirausaha. Andakah atau anak andakah yang akan menajadi wirasusaha berikutnya? Tentu tidak mudah mencetak wirausaha, cara pertama adalah melalui pendidikan bagaimana menyiaokan anak Indonesia untuk memiliki basis kewirausahaan yang baik.

Namun sekali lagi, kurukulum pendidikan Indonesia tidak sinkron dengan tujuan mulia itu. Umumnya pendidikan kita menekankan para lulusannya untuk menjadi butuh, pekerja, atau karyawan. Sistim pendidikan kita mencetak lulusan-lulusan "pencari kerja" dan bukannya "pencetak pekerjaan". Jujur saja selama kita bersekolah kita tidak dilatih untuk bagaimana melakukan inovasi, berpikir di luar kotak, mengambil resiko, berani mengambil keputusan, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Bahkan ketika anak kita belajar berjualan, banyak urang tua yang melarangnya dan menganggap itu sebagai perkerjaan seorang salesman. Dan pekerjaan seorang salesman dianggap oleh banyak orang sebagai pekerjaan tidak menjanjikan dan tidak bergengsi. Kita tidak dididik untuk menciptakan nilai tambah terhadap sesuatu. Dan itu berlangsung beberapa dekade dari generasi ke generasi sementara bangsa lain justru sedang berpacu di jalur cepat bagaimana menjadikan dirinya unggul dalam menciptakan nilai tambah. Inilah bentuk kepemimpinan bangsa yang harus diperbaiki secepatnya atau kita akan semakin tertinggal jauh di belakang bangsa-bangsa lain. Jangan salahkan mereka bila produk mereka membajiri pasar Indonesia, dan produk kita tidak dapat bersaing. Itu potret nyata bahwa ada yang salah dengan cara kita mendidik anak-anak kita sehingga generasi sekarang dan yang akan datang pun bisa ditebak memiliki kualitas yang tidak berbeda dilihat dari daya saing. 

Mendidik Kewirausahaan Anak dari Rumah

Jadi untuk mencetak wirausaha handal sekitar satu juta lebih tentu bukan perkara mudah. Sama haknya dengan kepemimpinan, kewirausahaan adalah bentuk kepemimpinan yang yang lain dan itu tidak bisa dicapai dalam semalam atau melalui target-target yang ditulis oleh birokrat supaya mereka terlihat berkerja. Kita harus melakukan terobosan yang berbeda, berani merombak kurikulum, memnenahi sistim pendidikan, akses permodalan yang dipermudah, insentive pajak untuk wirausahawan baru, dukungan promosi dari Pemerintah,  kerjasama yang kebih intens dengan dunia usaha dalam hal magang, melibatkan orangtua supaya lebih aktif dalam mengkampanyekan kewirausahaan dimulai dari rumah, dan aksi nyata lainnya yang belum pernah dilakukan sebelumnya.


 



Mitos Spiritual dalam Menumbuhkan Kepemimpinan Anak


Kepemimpinan itu sesuatu yang sangat rumit, susah dipelajari dan prosesnya sangat menekankan pada aspek spiritualitas atau pengalaman pribadi seseorang. Leadership itu lebih banyak terkait dengan aspek spiritual seseorang dan sulit untuk dipelajari, apalagi untuk menumbuhkannya dalam diri anak. Itulah salah satu mitos diantara mitos-mitos yang lain yang selama ini menyelimuti dunia kepemimpinan.

Di jaman modern sekarang ini kenyataanya tidak seperti itu. Anda tidak perlu bertapa di gunung untuk memperoleh pencerahan dan menjadi pemimpin. Kita dapat memperoleh keilmuan dan ketrampilan memimpin lewat membaca.  Para Nabi dan Rasul atas petunjuk Allah sudah mengambil peran yang berat bertahannus, bertemu malaikat atau Tuhan secara kangsung untuk menerima kitab suci, kita tinggal mengimani, membaca dan mehami isinya sekarang. Perintah membaca inipun sangat jelas diperintahkan Allah SWT dalam Al Qur’an. Membaca kehidupan sehari-hari yang terhampar luas disekitar kita, atau membaca buku ini dan jutaan buku di luar sana yang sudah ditulis orang. Sudah saatnya kita mengajarkan anak-anak kita untuk banyak membaca, memberi mereka contoh agar menyenangi dan menumbuhkan rasa ingin tahu dengan banyak membasa, kritis, dan banyak bertanya. Dalam banyak hal itu merupakan dasar yang penting untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam dirinya.

Menghapus Mitos dengan Belajar dari Para Pemimpinan di Masyarakat 

Saat ini banyak muncul para pemimpin sosial, bisnis, dan keagamaan atau gabungan dari ketiganya yang dengan terang-terangan berbagi pengalaman dan mengajak siapapun untuk ikut sukses melentingkan potensi kepemimpinan dari dalam diri kita. Banyak tokoh-tokoh hebat yang muncul dengan gaya leadership uniknya masing-masing  untuk bisa dicontoh atau diikuti oleh siapapun termasuk sebagai bahan pelaran yang dapat kita gunakanuntuk menjelaskan kepada anak-anak kita. Yusuf Mansur seorang Ustat cerdas  yang  sangat tertarik  dengan entrepreneurship dan terkenal lewat acar TV “Chating bersama YM” ditambah dengan penerbitan YM Books nya begitu intensif mengajak siapapun untuk bisa menjadi pemimpin yang sukses dunia dan akhirat. 

Ary Ginanjar Agustian, yang terkenal dengan kepemimpinan coaching nya lewat ESQ Leadership Centre yang mendapat predikat sebagai The Most Powerful People and Ideas in Business 2004 oleh majalah SWA juga dapat kita ikuti ide-ide pencerahan dan kepemimpinannya lewat acara show di TVRI maupun lewat buku-bukunya. 

Atau bila kita ingin menumbuhkan leadership anak kita dalam bidang marketing dan bisnis yang baik kita dapat belajar banyak lewat buku-buku manajemen seorang Himawan Kertajaya yang merupakan tokoh dunia dalam bidang pemasaran. Pendiri MarkPlus & Co ini pernah menjadi Presiden World Marketing Association dan  merupakan salah satu “50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing” sebuah predikat terhormat yang dikeluarkan oleh The Chartered Institute of Marketing yang berkantor di Inggris.

Anti Spam is active for your trustworthy.